Jumat, 06 Mei 2011

Filsafat bahasa

Di ambil dari Sobara's blog
Filsafat bahasa adalah salah satu disiplin ilmu filsafat yang berhubungan dengan bahasa, seperti hubungan antara bahasa, kesadaran dan realitas. Dari hal ini dihasilkanlah dua bidang penelitian:
  1. hubungan antara bahasa dan realitas; dan
  2. hubungan antara bahasa dan kesadaran.
Filsafat bahasa berhubungan erat dengan bidang lainnya seperti epistemologi dan filsafat pikiran.
Namun, bagaimanapun juga filsafat bahasa tidak dapat disamakan dengan analisis bahasa (linguistik). Analisis Bahasa yang telah dikenal sejak zaman Socrates merupakan sebuah metode filosofis yang digunakan di berbagai bidang filsafat. Filsafat bahasa terutama digunakan untuk menganalisis konsep-konsep yang menggambarkan bahasa, misalnya pada saat menganalisis makna, tujuan dan konsep.
Filsafat bahasa merupakan salah satu cabang linguistik. Akan tetapi tidak termasuk baik itu pada kategori Linguistik Umum, yang sebagian besar menggunakan metode empiris, ataupun semiotika, yaitu teori tanda dan sistem tanda.

Pendekatan kebahasaan
Dalam filsafat bahasa pada dasarnya ada dua pendekatan yang dapat digunakan untuk membedakan bahasa:
  1. filsafat bahasa ideal; dan
  2. filsafat bahasa normal.
Meskipun secara historis mereka tidak tampak harmonis, namun dua pendekatan ini pada dasarnya saling terikat pada satu sama lain.
Filsafat Bahasa Ideal
Pendekatan ini menganggap bahasa yang biasa kita gunakan masih memiliki kekurangan, hal ini diakibatkan berbagai ketidakakuratan yang tidak memenuhi tuntutan logika. Tujuan dari pendekatan ini adalah merevisi atau bahkan mengganti bahasa yang digunakan untuk tujuan keperluan ilmu pengetahuan melalui bahasa formal yang ideal. Proyek seperti ini tidaklah mudah untuk diterapkan, karena masalah mendasar adalah bahwa setiap bahasa, termasuk bahasa formal harus dapat diinterpretasikan dengan baik. Akan tetapi, dengan kita menginterpretasi berarti kita menggunakan bahasa yang kita gunakan sehari-hari. Meskipun demikian, pendekatan ini sangat bermanfaat bagi dunia pendidikan saat ini, karena kita dapat mempelajari hubungan logis dan konseptual pada bahasa formal ini.
Sebagai pendirinya adalah seorang ahli matematika, ahli logika, serta filsuf bahasa asal Jerman Gottlob Frege. Ia ingin mewujudkan proyek ini dalam notasi konseptualnya. Tokoh penting lainnya adalah Bertrand Russell dan Alfred North Whitehead, yang menulis “Principia Mathematica”. Ludwig Wittgenstein pada tidak ketinggalan menulis sebuah karya berjudul “Tractatus Logico-Philosophicus”. Kemudian masih ada  Rudolf Carnap, William Kamlah serta  Paul Lorenzen sebagai pendiri konstruktivisme Erlangen.
Filsafat Bahasa Normal
Pendekatan ini tidak menganggap bahwa bahasa sebagai kekurangan, melainkan melihatnya sebagai alat yang dapat digunakan untuk tujuan pemahaman lingkungan sosial. Peran bahasa bukanlah untuk merevisi atau bahkan mengganti bahasa normal, tetapi misalnya untuk menjelaskan aturan melalui identifikasi konteks konseptual.
Penggagasnya adalah Ludwig Wittgenstein, yang belakangan menulis “Filosofi Investigasi”. Adapun tokoh-tokoh lainnya adalah Gilbert Ryle, John Austin dan Peter Langshaw Strawson. Pendekatan ini telah memberikan kontribusi yang besar bagi pengembangan tindak tutur yang telah menjadi bagian penting dari linguistik, yaitu pragmatik. Banyak para ahli yang mewarnai untuk pendekatan ini melalui berbagai isu spesifik, termasuk di dalamnya mengenai perdebatan tentang hubungan antara pikiran dan materi (Geist und Materie).
Sumber: Wikipedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar